DALIL dan PRINSIP MEMBANGUN MASJID
1. Dalil Al-Quran
2. Al-Hadist
Dalil Al-Quran yang terkait "secara fisik" dan "secara maknawi" diantaranya :
At Taubah (9) : 107dan 108 dan 109
*-PERINTAH untuk JANGAN mendirikan Masjid
"DHIRAR" -cirinya masjid ini dibangun bukan menambah kerukunan umat,
malah menimbulkan pecah belah umat, mudharat dan khufarat + larangan
sholat didalamnya,
*-PERINTAH untuk membangun Masjid atas dasar TAQWA .
107: "Dan (diantara orang2 munafik ) ada
yang mendirikan masjid untuk menimbulkan ke mudharatan dan ke khufarat
an. (Masjidal Dhiraaran wa kuffarraan..) dan untuk memecah belah/adu
doma antara orang orang mukmin, serta menunggu kedatangan orang orang
yang yang telah memerangi Allah dan Rasulnya sejak dulu. Mereka
sesungguhnya bersumpah "kami tidak menghendaki selain kebaikan".Dan
Allah jadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam
sumpahnya)
108: Janganlah kamu sholat didalam masjid itu selama-lamanya.
Sesungguhnya masjid yang didirikan atas
dasar Taqwa sejak hari pertamanya (min awwali yaumin) adalah lebih haq
kamu sholat didalamnya . Didalamnya ada orang orang (Rijaal un) yang
mencintai membersihkan dirinya. Dan Allah mencintai orang orang yg
mensucikan diri (Wallahu yuhibbul Muthathohiriin) .
109: maka apakah orang yang mendirikan
masjid atas dasar TAQWA pada Allah dan Ridhanya itu lebih baik ataukah
orang orang yang mendirikan bangunannya ditepi jurang yang runtuh? lalu
Bangunan itu jatuh bersama-sama dengan dia kedalam neraka jahannam. Dan
Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang orang yang zalim.
Surah Al Baqarah 149 :
*- Dalil Quran tentang perintah
menghadap Kiblat / Masjidil Haram sebagai ketentuan yang Hak, tidak bisa
diganggu gugat, dan agar kita tidak lengah dalam memastikan akurasi derajat arah Kiblat.
149: Dan
dari mana saja kamu keluar, maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil
Haram, sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang Hak dari Rabb
mu. Dan Allah sekali kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.
Surah Al-Baqarah 238:
Peliharalah semua Sholatmu, dan atas Sholat Wusthaa, Berdirilah karena Allah (dalam Sholatmu) dengan khusyu' .
Al Baqarah 125 :
dan ( ingatlah) ketika kami menjadikan RUMAH ITU (BAITULLAH) tempat berkumpul bagi manusia (lin-nnaas) dan tempat yang aman.
Dan jadikanlah (sebagian) maqam Ibrahim sebagai tempat sholat. Dan
telah Kami peritahkan kepada Ibrahim dan Ismail : Bersihkanlah (Thohira-Thaharah) RumahKu untuk orang orang yang Thawaf, yang I'tikaf, yang Ruku' dan yang Sujud"
Jika ayat ini diterjemahkan secara "fisik" sangat jelas bahwa fungsi
bangunan Masjid selain sebagai sarana ibadah shalat, adalah juga sarana
berkumpul manusia/dakwah (disini dipakai istilah Li-naas, bukan hanya
lil Mukminin, artinya Masjid terbuka bagi jamaah yang mungkin masih awam
dan belum paham adab di masjid atau bahkan non muslim yang berada di
dalam areanya, untuk itulah tanggung jawab kita mengaplikasikannya dalam
zona dan tata desain yang tepat ) agar TERPELIHARA SHOLAT dan ke
KHUSYU' an nya.Juga ke "THAHARAH /Kesucian" area Sholat tersebut.
Iktisar :
- Perintah membangun masjid dengan dasar TAQWA
- Jangan membangun Masjid "Dhirar"
- Menghadap Kiblat
- THAHARAH (suci-bersuci-mensucikan)
- Tempat berkumpul bukan hanya orang beriman, tetapi juga bagi masyarakat umum ("lin-nnass") dalam rangka dakwah Islam.
- Menjaga "HALAL -THoyyib" semua unsur untuk menjaga Kesempurnaan dan Kekhusyuan sholat.
- Amanah mengelola dana ummat sebagai bagaian dari THAHARAH.
********************************************************************************
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SELAMA PROSES PEMBANGUNAN MASJID
Niat taqwa dan mensucikan jiwa,
bersihkan dari jebakan "kemunafikan" (masjid bukan untuk bermegah
megah, membanggakan golongan/suku/aliran-bercampur baur dengan kegiatan
"sinkritisme" dan khufarat). itulah sebabnya Nabi Ibrahim mencontohkan
pada kita dalam Surat Al-Baqarah 127-129 (Lihat artikel : Doa nabi
Ibrahim ketika membangun Ka'bah)
Biaya pembangunan yang Halalan Thoyyibah :
Antara Sabar dan Godaan: mungkin
ini kalimat yang tepat menggambarkan antara hasrat untuk mewujudkan
Masjid secepat cepatnya dan se indah-indahnya versus ke (belum)
tersediaan dana. Godaan untuk menerima dan mencari dana "dari mana"
saja atau "dari siapa saja" sulit di redam.
Itulah sebabnya Doa Nabi Ibrahim
saat membangun Ka'bah harus kontinyu di 'amalkan agar kejernihan hati
tetap terjaga, sejak dari awal pembangunan Masjid sampai tahap
Finalisasi. Surat Al-Baqarah 127-129 (Lihat artikel : Doa nabi Ibrahim
ketika membangun Ka'bah)
Dana membangun masjid tidak dapat di tawar harus dari yang Halalan Thoyyibah.
Jika anda pernah bertemu sebuah
masjid yang sederhana tetapi berada didalamnya terasa menentramkan jiwa,
sejuk, betah berlama-lama, dan setelah meninggalkannya masjid itu masih
terkenang-kenang dan timbul keterikatan hati itu salah satu indikasi
InsyaAllah masjid tersebut dibangun dengan yang Halalan Thoyyibah, dan
ke Taqwa an hati, masjid seperti ini menyentuh "jiwa".
Tetapi ada juga masjid yang kita
datangi sekedar untuk "numpang sholat", lalu terkagum-kagum memandangi
interiornya yang mewah, tetapi setelah kita tinggalkan tidak
meninggalkan "bekas" dalam hati. Subhanallah sangat disayangkan, jika
bangunan sekedar mewah tetapi terasa "hampa".
Materialnya halalan Thoyyibah :
Berhati hati memilih jenis material pembangun masjid agar kita tidak khilaf memakai unsur yg diharamkan Allah .
Kualitas para pekerja dan tukang:
Berdasarkan pengamatan saya, ada para pekerja yang tidak terpelihara
sholatnya, suka kumpul2 main kartu atau minum minuman keras, main
perempuan, bicara tidak terpelihara; Biasanya tukang seperti ini juga
tidak amanah. Tapi ada juga grup tukang yang santun dan mau diajak
sholat atau dapat diarahkan.
Hal ini sering lolos dari daftar "cek list" kita,memang tidak mudah
mencari grup tukang yang "amanah", tetapi Insya Allah dengan memohon
pada Allah , kita akan dibantu dipertemukan dengan orang-orang seperti
ini.Saya pernah mendapatkan tukang yang sholat nya terpelihara, kerja
rajin..ternyata sebagian mereka punya latar belakang pernah "nyantri".
Karena Masjid adalah bangunan yang "suci dan special" bagi kita,
InsyaAlah menjadi tambahan amalan Sholeh jika kita mau agak bersusah
payah sedikit menyeleksi pekerja dan tukang yang akan dipakai, sehingga
mereka dapat mengerjakan bangunan mesjid kita dengan rasa "respek".
Memperhatikan waktu sholat,
meskipun masih dalam tahap pembagunan fisik masjid. Tidak lucu kan
kalau pas adzhan sholat para tukang di "geber" terus kerja dan panggilan
adhan sholatnya di "cuekin". Idealnya mereka diberi waktu jeda dan
diajak sholat berjamaah di tempat yang disediakan, hitung-hitung
sekalian berdakwah.
Manajemen yang Amanah
topik ini cukup jelas, bahkan Dewan masjid Indonesia telah mengeluarkan buku-buku terkait Manajemen Masjid ini.